Back StageNews

Bayu Ramadhan Suarakan Kembali Karya Dari Beni R. Budiman di Album “Kasmaran”

Siapa yang tidak kenal Beni R. Budiman (1965-2002) ? Seorang Penyair dan Essais kenamaan Indonesia, yang lagi-lagi setiap penyair yang murni dalam kekaryaannya terlalu cepat kembali pada Sang Maha Kasmaran.

Perjalanan hidup sudah seharusnya dinikmati secara utuh. Melepaskan segala penat dan menikmati segala sajian semesta. Pada album “Kasmaran” sepertinya Bayu Ramadhan ingin sekali memberi ruang jeda yang begitu luas tentang bagaimana sajian Puisi Beni R. Budiman masih mampu menjadi percikan semangat.

Begitu Jujur penuh kesederhanaan, baik tentang relung sepi, makna hidup, pada tanah kelahiran yang selalu menjadi jejak dan pijakan untuk kembali merajut spirit kehidupan (kadipaten), sebab setiap tempat adalah alamat (tempat untuk disinggahi/ dikenali lebih jauh) untuk sadar kembali kasmaran di kesunyian (natura morta).

Sengaja Bayu mencerap berbagai karya dari Beni R. Budiman ini menjadi sajian nyanyian yang semakin penuh makna.

Saya semakin yakin bahwa frekuensi kemurnian spirit kebaikan itu akan terus kekal dan akan kembali tersuarakan, bukan tentang pada menunggu waktu, tapi tentang sejauh mana kemurnian itu singgah pada setiap hati yang pantas. (Laut dan Jejak Matahari).

Tentunya sajian nada dan suara harus tepat diberi balutannya. Dengan sajian warna Folk Rock yang Erfin Faz hadirkan, tujuh lagu ini begitu indah dalam kesederhanaan, menembus ruang menembus batas lintas rasa.

Membisikkan pada setiap pendengar bahwa hidup harus benar-benar dinikmati dengan baik, entah dalam penat atau bahkan letih yang perih.

Pada album “Kasmaran” ini, Bayu Ramadhan lantang menyuarakan bahwa hidup mulia adalah tentang memahami segala kesederhanaan yang selalu hadir, melewati segala fikir dan selalu bersenandung ceria walau akhir tidak seperti yang diharapkan. Karena setiap akhir adalah awal merangkul segala kebaruan (Sajak akhir Desember).

Pada akhir kalimat ingin saya sampaikan, sepertinya sang Penyair Beni ingin terus membisikan (Puisi) tentang hidup harus benar-benar dinikmati melalui bayu (angin) surgawi yang membisik pada telinga-telinga dunia yang telah jengah pada ketidakpastian yang semakin menganga.

“hanya yang punya cinta tahu rinduku, memburu sepanjang padang. hanya yang punya cinta tahu benciku menderu sepanjang pantai” (Rindu dan Benci Memburu).

Juang Faaid
-Penyambung rasa-

GIGSSQUAD

GIGSSQUAD

GIGSCORNER.com adalah media online independen yang mengulas informasi seputar musik dan lifestyle di Indonesia